Jangan Buru-Buru Kemoterapi, Pasien Kanker Kelenjar Getah Bening Coba Baca Ini

Kamis, 28 November 2019 - 22:51 WIB
Jangan Buru-Buru Kemoterapi, Pasien Kanker Kelenjar Getah Bening Coba Baca Ini
Jangan Buru-Buru Kemoterapi, Pasien Kanker Kelenjar Getah Bening Coba Baca Ini
A A A
JAKARTA - Mengenakan pakaian berwarna kuning muda, Muhammad Fakhri terlihat ceria saat ditemui di kediamannya di Jakarta Selatan.
Kanker menyerang seolah tidak pandang status dan usia. Muhammad Fakhri (24) didiagnosa kanker kelenjar getah bening (Limfoma) jenis Hodgin stadium 4. Di usia muda, Fakhri harus berjuang melawan kanker kelenjar getah bening. Mari kita simak perjalanannya.

Mengenal Kanker Kelenjar Getah Bening (KGB) atau Limfoma
Prof. Peng Xiao Chi, spesialis Onkologi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou mengungkapkan terdapat dua jenis kanker pada sistem kelenjar getah bening, yakni limfoma hodgkin (LH) dan limfoma non-hodgkin (LNH).

Dua jenis kanker kelenjar getah bening ini memiliki gejala yang hampir sama. Prevalensi kasus LH ini yaitu sekitar 20 persen dari seluruh kasus limfoma, sisanya LNH.

Tingkat kejadiannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan juga sesuai usia. Banyak kasus pasien meninggal dikarenakan keterlambatan mendeteksi penyakit ini.

"Saat didiagnosa, rasanya biasa saja, karena saya yakin semua pasti ada jalan keluarnya," tutur Fakhry

Awalnya yang saya alami gejala biasa seperti demam dan mudah kelelahan, tapi setelah mengunjungi rumah sakit terdekat barulah disebut gejala Limfoma,” tambahnya.

Di usianya yang sangat muda, Fakhry harus menghadapi kenyataan di diagnosis penyakit yang mematikan ini. Tetapi dia percaya bahwa semua pasti ada jalan keluarnya.

Memutuskan Memilih Pengobatan di Guangzhou China
Beruntung Fakhry memiliki kerabat yang sudah pernah berobat di sini, tanpa ragu ia pun berangkat ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk berjuang demi mendapatkan kesembuhan.

"Awalnya saya disuruh biopsi di Jakarta, tapi atas saran tante saya, tante saya kebetulan juga sudah sembuh dari kanker nasofaring, saya akhirnya memutuskan untuk pergi ke St. Stamford Modern Cancer Hospital di Guangzhou China untuk menjalankan treatment cancer ," ujarnya.

"Saya memulai (pengobatan) sejak November 2017 dan lepas dari pengobatan Maret 2018, ini melebihi ekspektasi saya pribadi,” ucap Fakhry.

Metode pengobatan yang dijalani oleh Fakhry di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou adalah Penanaman Biji Partikel (Brachytherapy).

Dr Muliono, Health Advisor St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou Jakarta Office menjelaskan “Pada tubuh Fakhry, dokter menanamkan partikel yang terbuat dari titanium yang hanya berukuran setengah biji beras. Radiasi yang dipancarkan adalah sinar Gamma jarak pendek (radius 1,7 cm) selama 2 bulan berturut-turut. Fungsinya adalah mematikan sel tumor lewat sinar Gamma yang dipancarkan itu dengan minim rasa sakit.”

"Efek sampingnya hampir tidak ada, karena radius nya sangat pendek. Prinsipnya adalah terpusat ke kankernya, jadi tidak mengganggu organ atau sel yang masih sehat di sekitarnya," tambahnya.

Metode Intervensi (Kemo Bertarget)
Selain metode Penanaman Biji Partikel, Fakhry juga menjalankan metode Intervensi (Kemoterapi Bertarget).

Metode Intervensi biasa disebut kemo bertarget. Berbeda dengan metode kemoterapi konvensional, dimana obat dimasukkan melalui infus dan tersebar ke seluruh tubuh pasien, baik yang sehat maupun yang sakit, metode Intervensi berbeda. Metode Intervensi bekerja di bawah panduan alat DSA, dokter menggunakan kateter (selang sangat kecil) dimasukkan melalui pembuluh darah arteri di pangkal paha.

Setelah kateter menjangkau pusat tumor, obat anti-kanker dialirkan sehingga membuat tumor/kanker "mati kelaparan" dan tidak bisa menyerap nutrisi dari pasien lagi.

Tumor pada tubuh Fakhry pun mengecil secara signifikan.

Jika dibandingkan kemoterapi konvensional, efek samping dari metode Intervensi jauh lebih sedikit.

Metode ketiga yang dijalankan adalah Metode Cryosurgery (pembekuan), yang merupakan metode minimal invasif atau pengobatan minim luka menggunakan jarum khusus dan alat pencitraan DSA, serta perbedaan suhu gas dingin dan gas panas.

Cara kerjanya, gas Argon bersuhu minus 160 derajat celcius disuntikkan ke pusat kanker menggunakan jarum khusus hingga beku menyerupai bola es. Setelah itu, sel kanker yang beku tadi dipanaskan dengan gas helium bersuhu lebih dari 40 derajat celcius.

Sel kanker yang sudah beku akan mencair dan membuat kerusakan pada sel kanker. Kanker akan mengecil secara signifikan karena perbedaan suhu yang sangat ekstrim.

Cara ini lebih efisien karena tidak membutuhkan pembedahan besar seperti pada operasi konvensional.

"Saya kaget, keluarga saya kaget, dokter-dokter di rumah sakit juga kaget, karena kanker stadium 4 saya bisa sembuh dalam waktu 6 bulan," ungkap Fakhry.

"Itu waktu yang begitu cepat, " tambahnya.

Bagi pengobatan kanker stadium akhir, waktu 6 bulan merupakan waktu yang tergolong singkat. Tetapi yang perlu diperhatikan bahwa durasi pengobatan setiap pasien berbeda-beda tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya.

"Saat menjalani pengobatan, saya tidak merasa seperti sedang berobat, karena dokter-dokter, semua suster yang ada di sini semuanya ramah,
dan setiap seminggu sekali kita diajak jalan-jalan oleh pihak rumah sakit agar tidak stres. Jalan-jalannya ke tempat-tempat wisata di Guangzhou. Sudah seperti melancong, padahal sedang berobat," tambah Fakhry.

Untuk informasi, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou merupakan rumah sakit khusus tumor dan kanker yang berlokasi di Guangzhou, China.

Rumah sakit tersebut memiliki kantor perwakilan yang tersebar di berbagai negara. Di Indonesia terdapat 3 kantor perwakilan yaitu di Jakarta, Surabaya dan Medan. Untuk memudahkan pasien yang ingin melakukan pengobatan ke Guangzhou, masing-masing kantor perwakilan menyediakan layanan untuk pengurusan visa dan tiket pesawat.

Para pasien dan keluarga tidak perlu khawatir dalam segi bahasa, karena rumah sakit ini memiliki layanan penerjemah 24 jam bahasa Indonesia, setiap dokter melakukan tindakan dan kunjungan, akan didampingi penerjemah.

Koridor kamar rumah sakit
Selain memiliki teknologi pengobatan kanker terkini, rumah sakit ini juga menyediakan fasilitas penjemputan di Airport Guangzhou, laundry serta wisata Guangzhou bagi pasien dan keluarga, serta layanan lainnya yang menunjang kenyamanan pasien selama berobat di sana.

Untuk kemudahan informasi, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menyediakan layanan konsultasi online yang bisa diakses di sini. Ada pula call center di nomor 0812-978-978-59 yang bisa dijangkau melalui telepon atau WhatsApp.

Fakhry merasa puas dengan pelayanan yang diberikan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, semua staf medis selalu menebar energi positif kepada setiap pasien sehingga pasien tetap optimis dalam menjalankan pengobatan. Jika dilihat banyak dokter atau suster di rumah sakit lain yang malah membuat pasien down dan tidak bersemangat dalam pengobatan.

"Buat teman-teman yang terkena kanker, jangan putus harapan, pasti ada jalan keluar. Dan menurut saya jangan stres, kelola pola stres, dan hidup happy-happy aja," pesannya sambil tersenyum.

Fakhry pun saat ini dengan sangat sehat dapat menjalani bisnis dan hobby diving-nya.
(atk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6536 seconds (0.1#10.140)